Saturday, October 5, 2013

Lurah Susan dan Pejabat MUI

Mau pilih mana, pemimpin kafir tapi berkinerja baik, mau peduli dgn rakyat macam lurah susan ato pmimpin muslim tapi tukang korupsi kaya pjabat MUI nisa ini yg baru aja ketangkep? Ktahuan kan, skarang agama cuma sbagai kedok aja utk korupsi. Org2 lurah juga sharusnya sadar kalo mreka udah ditipu ama "kaum agamis" yg haus kekuasaan
Menurut anda lebih berakhlak mana?

Kiri : Lurah Susan yg rajin menemui warga dan gemar blusukan.

Kanan : Chairun Nisa, mantan bendahara MUI yg kini resmi jadi TERSANGKA korupsi kasus suap sengketa Pilkada.

Pembelajaran buat warga Lenteng Agung bahwa agama belum tentu menjamin seseorang untuk tidak melakukan "KORUPSI".

Agama hanya digunakan sebagai topeng oleh orang-orang munafik haus kekuasaan, yang pada akhirnya makan uang rakyat sendiri.
Menurut adna lebih berakhlak yg mana?
 Kiri : Lurah Susan yg rajin menemui warga dan gemar blusukan. 
Kanan : Chairun Nisa, mantan bendahara MUI yg kini resmi jadi TERSANGKA korupsi kasus suap sengketa Pilkada. 

Pembelajaran buat warga Lenteng Agung bahwa agama belum tentu menjamin seseorang untuk tidak melakukan "KORUPSI". Agama hanya digunakan sebagai topeng oleh orang-orang munafik haus kekuasaan, yang pada akhirnya makan uang rakyat sendiri.

Dialah 2 Presiden Indonesia yang Terlupakan

Anda Sebelumnya sudah pernah denger 2 Presiden Indonesia Yang Terlupakan ? Mungkin masih banyak dari kalian yang berpikiran bahwa Indonesia hingga saat ini baru dipimpin oleh enam presiden, yaitu Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Saat Ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun hal itu ternyata keliru atau salah . Indonesia, menurut catatan sejarah, hingga detik  ini sebenarnya sudah dipimpin oleh delapan presiden. ( 8 Presiden )



Loh, kok bisa delapan ? Lalu siapa dua orang presiden lagi yang pernah memimpin Indonesia? .

Dua tokoh yang terlewat itu adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.  Pasti 1 dari 1000 orang saja yang tahu tentang hal ini .

Keduanya tidak disebut, bisa karena absen atau terlupakan, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin Prawiranegara adalah Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat Republik Indonesia ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).


 
Pada tanggal 19 Desember Tahun 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI saat itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka.

Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.

Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI.

Padahal, saat itu Soekarno - Hatta mengirimkan telegram berbunyi, "Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 jam 6 pagi Belanda telah mulai serangan atas Ibu Kota Jogjakarta.

Jika dalam keadaan pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra".



8 presiden Indonesia
 
Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada.

Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government).

Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu "demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara".


Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, PDRI "diproklamasikan" . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, ad. interim.

Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.

Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.

Mr. Assaat
Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara bagian lainnya seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.


Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia.

Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. 


Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.

Oleh Karena Itu, dengan demikian, Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI yang ke-8. Urutan Presiden RI adalah sebagai berikut: Soekarno (diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Mayoritas Sopir Bajaj di Jakarta Menjadi Tuli


Warga Jakarta tentunya sudah tidak asing dengan transportasi Bajaj. Transportasi dari India ini sering mangkal dan berseliweran di jalan Ibu Kota.

Tidak seperti becak, warga Jakarta masih menaruh minat terhadap angkutan roda tiga tersebut. Sebab ongkosnya lebih terjangkau dari taksi.

Namun dibalik murahnya ongkos Bajaj, ada bahaya besar yang mengancam pengemudi dan penumpang Bajaj, khususnya pada Bajaj berbahan bakar premium. Ancaman itu tak lain adalah gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran ini tak lain akibat kebisingan yang dihasilkan mesin Bajaj.

Tak main-main, hasil penelitian menunjukkan lebih dari 70 persen pengemudi Bajaj mengalami gangguan pendengaran sekaligus keseimbangan. "Dari 350 pengemudi bajaj yang diteliti 72,28 persen mengalami gangguan kesehatan. Rinciannya, 27,43 persen mengalami gangguan keseimbangan dan pendengaran, 17,14 persen mengalami gangguan pendengaran dan 27,71 persen mengalami gangguan keseimbangan," ujar spesialis THT Jenny Bashiruddin seperti yang dikutip dalam buku kopi merah putih, Sabtu (6/4).

Menurut Jenny, kebisingan dianggap aman jika manusia mendengar kebisingan dengan waktu dengan ukuran tertentu. "Pajanan bising 85 desibel tidak boleh lebih dari 8 jam, 91 desibel itu tidak boleh lebih dari 2 jam sedangkan 100 tidak boleh dari 15 menit," lanjut dosen UI ini kepada merdeka.com.

Penelitian Jenny menyimpulkan bahwa sopir Bajaj rata-rata mengemudikan Bajajnya lebih dari 8 jam. Padahal suara dihasilkan Bajaj berkisar antara 90 sampai lebih dari 100 desibel.

"Kita cek pendengaran di ruang kedap. ternyata nemu ada gangguan pendengaran dan keseimbangan," ungkap Jenny.

Gangguan pendengaran yang bisa mengarah ke gangguan komunikasi ini akan semakin parah jika sopir Bajaj mengemudikan Bajaj selama lebih dari 5 tahun. Namun lagi-lagi ini bergantung dari beberapa faktor.

"Rata-rata 5 tahun (menjadi tuli). Ada juga satu tahun yang dapat Bajaj yang bisingnya banyak cepat mengalami gangguan. Memang yang berpengaruh terhadap gangguan pendengaran itu intensitas kebisingan, usia dan lama masa kerja," tutupnya.

Tuesday, October 1, 2013

Pengalaman Sekolah di SMAN 51

 

Setelah melewati UN yang menegangkan, akhirnya lulus dari SMP. NEM yang diterima nggak sesuai ekspektasi, mungkin gara-gara jarang belajar, NEM cuma 32an :( tapi gapapa deh hehe masih bersyukur bisa lulus dari SMP. Jujur aja ya, awalnya ngga minat masuk SMA 51, tetapi ya karna mungkin ini jalan yang dikasih oleh Allah, ya jalanin aja...

Pas masuk di SMAN51, pertama kali masuk di kelas X-1.. kemudian sebangku sama Bapak (Raisandy Aziz) hahah dipanggil bapak gara-gara gayanya tua wkwk *peace* akhirnya bisa juga membaur dengan kehidupan SMA, enak juga sih SMA berasa kaya udah gede hehe tapi gaenak juga sih,tapi ya you know lah... selain faktor tugas mungkin juga jam istirahat pelajar SMA semakin berkurang, jadi, kalo di sekolah suka rada ngantuk sama capek hehehe.Waktu kelas X, kan ada LDKS tuh.. waduh, pertama-tama dengernya udah rada males kalo udah tau LDKSnya di Rindam... akhirnya ikut LDKS, seru juga ternyata ngga seperti yang dibayangkan sebelumnya kok hehe seru banget malahan tapi ya pas pulang-pulang kulit jadi rada coklat gitu deh..


Pas ambil rapot naik-naikkan semester 2, alhamdulillah dapet ipa. Liburan telah usai, saatnya back to school. semangat banget malahan gara-gara penasaran sekelas sama siapa aja...  Saya dikelas XI IPA 1. Anak-anaknya solid hehe, ini anak cowonya walaupun ngga semuanya :D


Di kelas XI IPA 1 ini walikelas gue ibu tarigan (guru biologi) wkwk baru masuk gue udah bolos aja, liburan lebaran udah kelar eh gue malah liburan ke bangkok seminggu, seminggu gue ga izin sampe disana gue di sms sama dia wkwk semenjak liburan itu gue selalu dipanggil bangkok ama ibu tarigan huhu.

yaap di kelas XI ini gue dpt chairmate wkwk namanya oji, yapp oji ini awalnya gue kira krik wkwk tapi lama kelamaan makin keliatan aslinya, mungkin dia awal2 jaim banget yaa, gue duduk sama oji, belakang gue vian sama fikri, depan gue betok sama torik, hahaha disela kegabutan saat belajar, gue sering becanda ama vian fikri oji, berempat ini nyambung aja gitu becandanya :p tapi sekelas juga nyambung kokk..

udah yee segitu dulu aja